Jumat, 06 November 2015

PENDIDIKAN BIOLOGII (UTS Komnet)



MAKALAH
MEMANEN ENERGI MELALUI
 BANK SAMPAH





Description: Description: Description: Description: E:\logo-iain-syekh-nurjati.jpg
 





Disusun Oleh:
Nama        : Nurfitriah
Nim           : 14121620644
Kelas        : Biologi C/7

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2015

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Banyak masyarakat yang mengekspresikan kegalauannya terkait dengan masalah sampah.  Sampah tampaknya telah menjadi persoalan serius yang tidak pernah terselesaikan hingga saat ini..Seiring dengan pertumbuhan kesejahteraan masyarakat, produksi sampah khususnya di kota-kota besar terus meningkat secara signifikan. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana lingkungan menjadi kotor dan sampah yang membusuk akan menjadi bibit penyakit di kemudian hari. Sementara ketersediaan lahan TPA ( tempat pembuangan sampah ) sangat terbatas dan diperkirakan hanya sanggup menampung sebagian sampah saja. Perbaikan manajemen sampah pun mulai dilakukan dengan konsep 3R (reduce, reuse and recycle). Prinsip 3R ini nampaknya sangat sulit dilakukan karena membutuhkan partisipasi masyarakat. Hal ini berarti perlu adanya suatu teknologi untuk proses pengolahan sampah yang dapat mengurangi volumenya.
Pengelolaan sampah dengan mendirikan Bank Sampah sudah mulai diterapkan di berbagai negara maju, bahkan negara berkembang seperti indonesia pun sudah mulai mendirikannya. Pendirian bank sampah ini merupakan langkah inovatif yang patut dicontoh, karena selain dapat menampung sampah dengan memisahkan antara sampah organik dan anorganik, keberadannya pun dapat memudahkan untuk menciptakan energi baru dari sampah-sampah yang terkumpulkan di bank sampah. Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi energi yang bermanfaat. Mengubah sampah menjadi energi tentunya tidak hanya sekedar dilakukan dengan cara-cara konvensional, misalnya dengan teknologi biogas. Namun ada beberapa teknologi yang cukup inovatif dan telah dikembangkan di negara maju seperti teknologi hydrothermal treatment.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian sampah ?
2.      Apa saja permasalahan sampah ?
3.      Apa yang dimaksud dengan bank sampah ?
4.      Bagimana cara mengubah sampah menjadi energi ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian sampah.
2.      Untuk mengetahui permasalahan yang ditimbulkan sampah.
3.      Untuk mengetahui apa itu bank sampah.
4.      Untuk mengetahui cara mengubah sampah menjadi energi.







BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengetian Sampah
Adanya kegiatan manusia merupakan salah satu penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Memang pencemaran lingkungan itu tidak dapat dihindari, namun yang dapat dilakukan manusia adalah mengurangi dan mengendalikan kegiatan yang dapat menambah pencemaran. Selain dari kegiatan manusia, pencemaran pula dapat timbul oleh alam misalnya gunung meletus, gas beracun. Bentuk pencemaran akibat kegiatan manusia ini beragam, salah satu masalah besar yang di timbulkan akibat kegiatan manusia adalah sampah. Sampah merupakan zat atau bahan yang dapat menyebabkan pencemaran.
Definisi sampah menurut UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah disebutkan bahwa sampah adalah “sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai maupun tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan”.(Sridinarti.2011.)
Sudah sangat jelas pengertian sampah yang tertuang dalam undang-undang di atas, bahwa sampah merupakan mataerial sisa yang disebabkan dari kegiatan manusia atau proses alam yang dapat berupa zat organik atau non organik yang dibuang kelingkungan.
  1.  Sampah Dengan Permasalahannya
Sampah dapat disebabkan dari berbagai sumber seperti sampah yang bersumber dari manusia, alam, industri, maupun sampah pertambangan. Sedangkan menurut bentuknya dapat berupa sampah padat dan cair. Namun secara umum sampah terdiri dari 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik umumnya merupakan sampah basah yang dapat terurai oleh mikroorganisme, seperti kulit buah, dedaunan, sayur-sayuran, dan berbagai jenis makanan. Selain dapat atau mudah terurai oleh mikroorganisme, sampah organik pun dapat diubah atau didaur ulang menjadi energi baru misalnya dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat pupuk kompos. Sampah Anorganik merupakan sampah yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Sampah anorganik secara umum terbagi menjadi 2 bagian, yakni sampah plastik dan sampah kertas. Sampah plastik  terdiri dari sampah yang berbentuk botol dan kresek. Sampah ini. tidak bisa diurai namun bisa dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan rumah tangga. Sampah kertas, proses paling umum dalam daur ulang kertas adalah membuat bubur kertas yang kemudian dicetak dan dikeringkan sehingga terbentuk kertas daur ulang. Dilihat dari berbagai jenis sampah yang sedikit telah diuraikan di atas, tentu saja bila sampah tersebut tidak dapat dikendalikan dan tidak di kelola dengan baik, tentu saja akan menimbulkan berbagai permasalahan, diantaranya yaitu :
  1. Terbatasnya Lahan TPA.
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang semakin meningkat. maka tingkat kegiatan manusia yang menghasilkan zat atau bahan sisa buangan atau sebut saja sampah akan semakin meningkat jumlahnya. Sedangkan lahan atau tempat pembuangan sampah sudah terbatas, seperti yang terjadi diberbagai kota besar di indonesia, contoh naya kota Bandung, Jakarta.
Wadah sampah atau tempat penampungan sementara sampah, jika dibiarkan menggunung tanpa ada usaha pengolahan sampah, maka akan menjadi tempat yang cocok untuk tumbuh dan berkembangnya berbagai macam penyebab faktor penyakit terutama lalat dan tikus. Hal ini disebabkan karena dalam wadah sampah tersedia sisa makanan dalam jumlah yang besar. Sudah tentu ini akan menurunkan kualitas kesehatan lingkungan sekitarnya, misalnya timbul pencemaran udara dan pencemaran tanah.
  1. Gangguan Estetika (Keindahan)
Umumnya TPA diberbagai daerah khusus nya indonesia, merupakan lahan yang secara terbuka. Sehingga tumpukan sampah yang menggunung sudah menjadi pemandangan yang biasa. Dengan kondisi TPA yang terbuka ini tentunya akan menimbulkan kesan pandangan yang sangat buruk bagi masyarakat yang melintasi maupun masyarakat yang tinggal berdekatan dengan lokasi tersebut. Sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglGBOqafJJkQR7mZiEKmuFQRZxa1paT-JJpHb5eIBQQDMkpi-NWgmjlZcan1zScLp00KQ81rp6JjYkb4jSiECbLbd2CYes-0HY3eJdo7dlKjXq3IgnPw_4R2_u6P5ZjGvjULtpogB0aM2g/s320/clip_image003








  1. Solusi Penyelesaian Sampah
  1. Pembentukan Bank Sampah 
Sebagai upaya mengurangi jumlah sampah maka diberbagai negara maju seperti jepang dibentuklah Bank Sampah dengan tujuan menciptakan lingkungan yang sehat, mengurangi jumlah sampah ke TPA. Negara berkembang pun tidak mau ketinggalan dengan program baru yang dikembangkan di negara maju dalam mengatasi masalah sampah yaitu pembentukan bank sampah.
Definisi Bank Sampah menurut  Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012 berbunyi bahwa “tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi”.  Sedangkan menurut Green and Clean Kota Bandung mendefinisikan bank sampah merupakan upaya memaksimalkan nilai sampah dengan tujuan menciptakan lingkungan yang sehat, bersih,hijau dan asri, mengurangi sampah ke TPA, mengubah perilaku masyarakat, mendidik masyarakat peduli lingkungan dan berorganisasi, meningkatkan kreatifitas, dan memberikan keuntungan bagi penghasil sampah.  (Anonim.2012)
Dari berbagai definisi bank sampah yang telah diuraikan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bank sampah merupakan suatu wadah atau tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dibentuk untuk mengelola dan memaksimalkan nilai sampah. Dengan adanya bank sampah, akan mengurangi penumpukan sampah dan sampah pun dalam pembuangannya dapat terkontrol. Sehingga sampah yang terkumpul dalam bank sampah dengan mengelompokan sampah menurut jenis nya yaitu organik dan non organik, dapat memudahkan dalam penolahannya, sehingga melalui bank sampah dapat memanen energi baru dari sampah, dalam mendaur ulang sampah menjadi energi baru tentunya banyak cara yang dapat dilakukan. Selain dengan cara konvensional, pengolahan sampah menjadi energi baru pun sedang gencar-gencar nya dengan mengunakan teknologi modern seperti yang telah di kembangkan di jepang yaitu teknologi hydrothermal treatment.
Bank Sampah tentunya tidak sembarang dibentuk begitu saja, tetapi harus ada pengelolanya. Sehingga bank sampah ini bisa dikatakan sebuah organisasiseb yang melayani masyarakat lokal sebagai nasabahnya dalam rangka memaksimalkan nilai sampah. Untuk memberikan pelayanan maka Bank Sampah harus memiliki kepengurusan yang menerima tabungan warga dan mencatatkannya dalam pembukuan Bank Sampah. Adapun mekanisme Bank Sampah menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan reduce,reuse dan recycle melalui Bank Sampah adalah sebagai berikut : (Anonim.2012)
a.    Pemilahan sampah
b.    Penyerahan sampah ke Bank Sampah
c.    Penimbangan sampah
d.   Pencatatan
e.    Hasil penjualan sampah yang diserahkan dimasukkan kedalam buku tabungan;
f.     Bagi hasil penjualan sampah antara penabung dan pelaksana.
  1. Contoh Penerapan Bank Sampah
Selain sudah diterapkan di negara maju khususnya di jepang, indonesia pun tidak mau kalah. Maka dari itu dibeberapa sekolah di indonesia telah menerapkan bank sampah sebagai alternatif meminimalkan jumlah smpah. Salah satu contohnya di SMAN 2 Metro yang telah menerapkan bank sampah. Untuk mengurangi tingkat populasi sampah yang ada salah satu cara penanganannya adalah dengan membuat Bank Sampah. Program bank sampah ini selain sebagai alternatif dalam pengelolaan sampah, juga untuk memperlihatkan kepada siswa siswi SMA Negeri 2 Metro bahwa sampah ada nilai ekonominya sehingga harus diakrabi, dalam arti dikelola dengan baik. Dan siswa siswi SMA Negeri 2 Metro sekarang sudah mulai mengetahui manfaat dari Bank Sampah dan juga sudah dapat membedakan sampah organik,sampah anorganik, dan sampah yang berahaya.










 Bank  Sampah di SMAN 2 Metro (Muntaha.2012.Bank Sampah disekolah)
Contoh lain penerapan bank sampah yaitu di negara jepang. Sampah yang mau dibuang sebelumnya di pisahkan terlebih dahulu, dan pemisahannya pun tidak hanya dalamkategori organik dan anorganik saja. Melainkan mulai dari Sampah terbakar, sampah tidak terbakar, sampah dapur, sampah daur ulang seperti sampah kertas, sampah kaleng, sampah kaca, sampah botol, sampah elektronik. Pemisahan tergantung peraturan pemda masing-masing.  Sehingga tidak perlu di cek ulang oleh petugas TPA setempat, dan sampah bisa langsung didaur ulang sesuai kategori sampah. (Sopandi.2012)











 Bank Sampah dengan 6 kategori sampah
  1. Mengubah Sampah Menjadi Energi Baru
Bank Sampah dengan kata lain bisa disebut sebagai perantara tempat penampungan sampah sementara yang teratur dan terorganisasi sehingga sampah tidak tercecer diberbagai lahan seperti TPA maupun yang mengapung di berbagai sungai, sehingga selain kehadirannya untuk memaksimalkan nilai sampah, dapat juga mengurangi pencemaran lingkungan dan mengurangi gangguan estetika ( keindahan) lingkuangan. Sampah yang terkumpul di bank sampah, tentunya sudah terpisah antara sampah organik dan anorganik. Dengan terkelompokannya sampah memudahkan untuk mengubah sampah tersebut menjadi energi baru yang dapat bermanfaat dalam kehidupan. Banyak cara untuk memanen energi dari sampah, diantaranya :
  1. Pengolahan Biologis
Pengomposan  merupakan salah satu cara untuk mempercepat proses penguraian melalui proses mikrobiologi. Banyak mikroorganisme yang dikembangkan untuk membusukkan atau menguraikan materi sebagai sumber makanan mereka. Material sampah organik, seperti zat sisa makanan atau kertas, dapat diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Proses alami dari penguraian akan terjadi tanpa bantuan dari manusia, akan tetapi beberapa faktor dapat dikendalikan untuk mempercepat proses pengomposan. Organisme menggunakan karbon sebagai sumber energi dan nitrogen untuk pertumbuhan dan reproduksi. Tanpa nitrogen yang cukup, akan  menyebabkan sedikit mikroorganisme dan dekomposisi terjadi sangat lama. Jika terlalu banyak nitrogen dalam kompos, akan menyebabkan beberapa kembali menjadi amonia yang berbau busuk. Perbandingan optimum antara C:N berkisar antari 30 :1. Perbandingan ini akan membuat kompos menjadi cepat panas. (Syamsiro.2013)
  1. Pemulihan Energi
Description: 13477798241913224444 








Teknologi hydrothermal treatment yang dikembangkan di Jepang, maka dari proses ini bisa dihasilkan bahan bakar, pupuk dan makanan ternak. Prinsip teknologi ini adalah dengan memanaskan sampah pada suhu dan tekanan yang tinggi sehingga sampah akan terdekomposisi. Keunggulan teknologi ini adalah dapat memproses sampah dengan kandungan air yang tinggi.( Suryati.2010)
.           Hydrothermal treatment skala komersial di Jepang (foto: http://yk.wtert.jp
Keberadaan plastik yang tidak mudah hancur dengan hanya menimbun dalam tanah. Dengan teknologi ini semua jenis plastik pun bisa hancur dengan mudahnya. Bahkan ada teknologi lain yang akan mengubah plastik menjadi bahan bakar cair setara bensin dan solar. Prinsip teknologinya menggunakan teknik pirolisis dengan bantuan katalis. Perlu untuk diketahui, plastik sesungguhnya berasal dari minyak bumi yang kemudian diolah melalui beberapa proses, sehingga kandungan energi plastik sangat tinggi yang tentunya sangat baik bila diubah menjadi bahan bakar. Beberapa negara pun sudah mulai mengembangkan skala komersial teknologi ini.
Description: 13477804591494267895











Contoh minyak dari sampah plastik (foto:syamsiro)
Mengandalkan partisipasi masyarakat saja tidak cukup karena diperlukan regulasi-regulasi yang bisa mengawal dan mempercepat implementasi pengelolaan sampah. Usaha-usaha meminimalisasi produksi sampah sangat penting, tetapi mencari alternatif pengolahan sampah juga tidak kalah penting, apalagi bisa mendapatkan nilai tambah dari pengolahan tersebut seperti produksi energi. Masyarakat pun perlu untuk diedukasi dengan teknologi baru yang ada supaya nantinya tidak menimbulkan resistensi akibat kesalahpahaman yang seringkali terjadi.
3.     Daur Ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik. Pengumpulan sampah bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal seperti sampah yang sudah terpisah menurut jenisnya di dalam bank sampah atau pemisahan juga dapa dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium, kaleng baja makanan dan minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. (Sridinarti.2011)
Contoh kota di indonesia yang sukses dalam mendaur ulang sampah menjadi energi atau barang yang bernilai ekonomis adalah kota Surabaya. Surabaya menjadi salah satu kota di Indonesia yang dinilai mampu mengelola sampah dengan baik, melalui program 3R (reduce, reuse, recycle). Tidak hanya itu, Program 3R dinilai telah menjadi landasan upaya pengelolaan sampah secara mandiri oleh masyarakat, dalam rangka mengurangi sampah dan mengambil nilai ekonomis dari sampah.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sampah memaang sudah menjadi perosalan serius yang penyelesaiannya sulit untuk di tangani, apalagi jika sampah suah menggunung dan mencemari lingkungan, baik pemcemaran udara, maupun tanah. Memang sangat diperlukan sekali komitmen pemerintah dalam pengelolaan sampah secara terpadu dan berkelanjutan. Mengandalkan partisipasi masyarakat saja tidak cukup karena diperlukan komitmen pemerintah yang bisa mengawal dan mempercepat pengelolaan sampah. Usaha-usaha meminimalisasi produksi sampah sangat penting, tetapi mencari alternatif pengolahan sampah juga tidak kalah penting, apalagi bisa mendapatkan nilai tambah dari pengolahan tersebut seperti produksi energi. Salah satu cara yang sedang gencar diterapkan adalah pemebntukan bank sampah, mungkin di beberapa negara maju sudah tidak aneh lagi dengan bank sampah, misalnya bank sampah di jepang. Di jepang bank sampah tidak hanya diterapkan disekolah saja, namun sudah menjadi rutinitas masyarakay untuk dapat mengelola bank sampah dengan cara membunag sampah sesuai dengan karegori sampah. Bahkan kategori sampahnya pun tidak organik dan anorganik saja namun terdapat 6 kategori sampah. Dan di indonsia umumnya belum menerapkan bank sampah pada masyarakat, hanya beberapa sekolah saja. Sehingga sampah masih menggunung di TPA.
Kehadiran bank sampah tentunya diharapkan dpapat membantu untuk mengurangi jumlah volume sampah, dan memaksimalkan nilai sampah tentunya. Karena dari sampah yang sudah terpisah di bank sampah memudahkan untuk diciptakannya suatu energi baru dari sampah yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Masyarakat pun perlu untuk diedukasi dengan teknologi baru yang ada supaya nilai ekonomis yang di dapat dari sampah pun bertambah untuk kelangsungan hidup.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.Bank Sampah.http://www.wikipedia.com//2012/09/10/
bank.sampah.html. Diakses 11 Oktober 2014 pukul 20.35.12 WIB
Andreyani.2012.Bank Sampah.http://aadreyani.blogspot.com
/2012/09/12/bank-sampah.html. Diakses 10 Oktober 2014 pukul 19.23.05 WIB
Muntaha.2012.Bank Sampah disekolah .http://muntaha.blogspot.com
/2012/11/11/ Bank Sampah disekolah.html. Diakses pada 11 Oktober 2014 pukul 20.23.05 WIB
Sopandi.2012.Penerapan Bank Sampah di Jepang.http://Sopandi.blogspot.com
/2012/10/12/Penerapan-Bank-Sampah-diJepang.html. Diakses 11 Oktober 2014 pukul 20.55.05 WIB.
Sridinarti.2011.Pengelolaan Sampah://sridinarti.blogspot.com
/2011/11/11/pengelolaan-sampah.html. Diakses 10 Oktober 2014 pukul 190.45.05 WIB.
Suryati.2010. Pengelolaan Sampah di Jepang.http://suryati.blogspot.com
 /2010/11/09/ Pengelolaan Sampah di Jepang.html. Diakses pada 10 Oktober 2014   pukul 20.45.05 WIB.
Syamsiro.2013.Energi Dari Sampah.http://syamsiro.blogspot.com
/2013/12/06/Subclass caryophyllidae.html. Diakses pada 17 April 2014 pukul 11.23.05 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar