MAKALAH
MEMANEN ENERGI
MELALUI
BANK SAMPAH
Disusun Oleh:
Nama : Nurfitriah
Nim : 14121620644
Kelas : Biologi C/7
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak masyarakat yang
mengekspresikan kegalauannya terkait dengan masalah sampah. Sampah tampaknya telah menjadi persoalan
serius yang tidak pernah terselesaikan hingga saat ini..Seiring dengan pertumbuhan kesejahteraan masyarakat, produksi sampah khususnya di
kota-kota besar terus meningkat secara signifikan. Hal tersebut
tentunya sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana lingkungan
menjadi kotor dan sampah yang membusuk akan menjadi bibit penyakit di kemudian
hari. Sementara ketersediaan lahan TPA ( tempat
pembuangan sampah ) sangat terbatas dan
diperkirakan hanya sanggup menampung sebagian sampah saja. Perbaikan manajemen sampah pun mulai dilakukan dengan konsep 3R (reduce, reuse and recycle). Prinsip 3R ini nampaknya sangat sulit dilakukan karena membutuhkan
partisipasi masyarakat. Hal ini
berarti perlu adanya suatu teknologi untuk proses pengolahan sampah yang dapat
mengurangi volumenya.
Pengelolaan sampah dengan mendirikan Bank Sampah sudah mulai
diterapkan di berbagai negara maju, bahkan negara berkembang seperti indonesia
pun sudah mulai mendirikannya. Pendirian bank sampah ini merupakan langkah inovatif yang patut dicontoh, karena selain dapat menampung sampah
dengan memisahkan antara sampah organik dan
anorganik, keberadannya pun dapat memudahkan untuk menciptakan energi baru dari
sampah-sampah yang terkumpulkan di bank sampah. Walaupun terbukti sampah itu
dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi ada sisi manfaatnya.
Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga
dapat diubah menjadi energi yang bermanfaat. Mengubah sampah menjadi energi tentunya tidak hanya sekedar dilakukan
dengan cara-cara konvensional, misalnya
dengan teknologi biogas. Namun ada beberapa
teknologi yang cukup inovatif dan telah dikembangkan di negara maju seperti
teknologi hydrothermal treatment.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian sampah ?
2. Apa
saja permasalahan sampah ?
3. Apa
yang dimaksud dengan bank sampah ?
4. Bagimana
cara mengubah sampah menjadi energi ?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian sampah.
2. Untuk
mengetahui permasalahan yang ditimbulkan sampah.
3. Untuk
mengetahui apa itu bank sampah.
4. Untuk
mengetahui cara mengubah sampah menjadi energi.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengetian Sampah
Adanya kegiatan manusia merupakan
salah satu penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Memang pencemaran
lingkungan itu tidak dapat dihindari, namun yang dapat dilakukan manusia adalah
mengurangi dan mengendalikan kegiatan yang dapat menambah pencemaran. Selain
dari kegiatan manusia, pencemaran pula dapat timbul oleh alam misalnya gunung
meletus, gas beracun. Bentuk pencemaran akibat kegiatan manusia ini beragam,
salah satu masalah besar yang di timbulkan akibat kegiatan manusia adalah
sampah. Sampah merupakan zat atau bahan yang dapat menyebabkan pencemaran.
Definisi sampah menurut UU
No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah disebutkan bahwa sampah adalah
“sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau
semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai maupun
tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang
kelingkungan”.(Sridinarti.2011.)
Sudah sangat jelas
pengertian sampah yang tertuang dalam undang-undang di atas, bahwa sampah
merupakan mataerial sisa yang disebabkan dari kegiatan manusia atau proses alam
yang dapat berupa zat organik atau non organik yang dibuang kelingkungan.
- Sampah Dengan Permasalahannya
Sampah dapat disebabkan dari
berbagai sumber seperti sampah yang bersumber dari manusia, alam, industri,
maupun sampah pertambangan. Sedangkan menurut bentuknya dapat berupa sampah
padat dan cair. Namun secara umum sampah terdiri dari 2 jenis yaitu sampah organik
dan sampah anorganik. Sampah organik umumnya merupakan sampah basah yang dapat
terurai oleh mikroorganisme, seperti kulit buah, dedaunan, sayur-sayuran, dan
berbagai jenis makanan. Selain dapat atau mudah terurai oleh mikroorganisme, sampah
organik pun dapat diubah atau didaur ulang menjadi energi baru misalnya dimanfaatkan
sebagai bahan untuk membuat pupuk kompos. Sampah Anorganik merupakan sampah
yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Sampah anorganik secara umum terbagi
menjadi 2 bagian, yakni sampah plastik dan sampah kertas. Sampah plastik terdiri dari sampah yang berbentuk botol dan
kresek. Sampah ini. tidak bisa diurai namun
bisa dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan rumah tangga. Sampah kertas, proses paling umum dalam daur ulang kertas
adalah membuat bubur kertas yang kemudian dicetak dan dikeringkan sehingga
terbentuk kertas daur ulang. Dilihat dari berbagai jenis sampah yang
sedikit telah diuraikan di atas, tentu saja bila sampah tersebut tidak dapat
dikendalikan dan tidak di kelola dengan baik, tentu saja akan menimbulkan
berbagai permasalahan, diantaranya yaitu :
- Terbatasnya Lahan TPA.
Seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan masyarakat yang semakin meningkat. maka tingkat kegiatan manusia
yang menghasilkan zat atau bahan sisa buangan atau sebut saja sampah akan
semakin meningkat jumlahnya. Sedangkan lahan atau tempat pembuangan sampah
sudah terbatas, seperti yang terjadi diberbagai kota besar di indonesia, contoh
naya kota Bandung, Jakarta.
Wadah sampah
atau tempat penampungan sementara sampah, jika dibiarkan menggunung tanpa ada
usaha pengolahan sampah, maka akan menjadi tempat yang cocok untuk tumbuh dan
berkembangnya berbagai macam penyebab faktor penyakit terutama lalat dan tikus.
Hal ini disebabkan karena dalam wadah sampah tersedia sisa makanan dalam jumlah
yang besar. Sudah tentu ini akan menurunkan kualitas kesehatan lingkungan sekitarnya,
misalnya timbul pencemaran udara dan pencemaran tanah.
- Gangguan Estetika (Keindahan)
Umumnya
TPA diberbagai daerah khusus nya indonesia, merupakan lahan yang secara
terbuka. Sehingga tumpukan sampah yang menggunung sudah menjadi pemandangan
yang biasa. Dengan kondisi TPA yang terbuka ini tentunya akan menimbulkan kesan
pandangan yang sangat buruk bagi masyarakat yang melintasi maupun masyarakat
yang tinggal berdekatan dengan lokasi tersebut. Sehingga mempengaruhi estetika
lingkungan sekitarnya.
- Solusi Penyelesaian Sampah
- Pembentukan Bank Sampah
Sebagai upaya mengurangi jumlah sampah maka
diberbagai negara maju seperti jepang dibentuklah Bank Sampah dengan tujuan
menciptakan lingkungan yang sehat, mengurangi jumlah sampah ke TPA. Negara
berkembang pun tidak mau ketinggalan dengan program baru yang dikembangkan di
negara maju dalam mengatasi masalah sampah yaitu pembentukan bank sampah.
Definisi Bank Sampah
menurut Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012 berbunyi bahwa “tempat pemilahan dan pengumpulan
sampah yang dapat didaur ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai
ekonomi”. Sedangkan menurut Green
and Clean Kota Bandung mendefinisikan
bank sampah merupakan upaya memaksimalkan nilai sampah dengan tujuan
menciptakan lingkungan yang sehat, bersih,hijau dan asri, mengurangi sampah ke
TPA, mengubah perilaku masyarakat, mendidik masyarakat peduli lingkungan dan
berorganisasi, meningkatkan kreatifitas, dan memberikan keuntungan bagi
penghasil sampah. (Anonim.2012)
Dari berbagai
definisi bank sampah yang telah diuraikan diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa bank sampah merupakan suatu wadah atau tempat pemilahan dan pengumpulan
sampah yang dibentuk untuk mengelola dan memaksimalkan nilai sampah. Dengan
adanya bank sampah, akan mengurangi penumpukan sampah dan sampah pun dalam
pembuangannya dapat terkontrol. Sehingga sampah yang terkumpul dalam bank
sampah dengan mengelompokan sampah menurut jenis nya yaitu organik dan non
organik, dapat memudahkan dalam penolahannya, sehingga melalui bank sampah
dapat memanen energi baru dari sampah, dalam mendaur ulang sampah menjadi
energi baru tentunya banyak cara yang dapat dilakukan. Selain dengan cara
konvensional, pengolahan sampah menjadi energi baru pun sedang gencar-gencar
nya dengan mengunakan teknologi modern seperti yang telah di kembangkan di
jepang yaitu teknologi hydrothermal
treatment.
Bank Sampah
tentunya tidak sembarang dibentuk begitu saja, tetapi harus ada pengelolanya.
Sehingga bank sampah ini bisa dikatakan sebuah organisasiseb yang melayani
masyarakat lokal sebagai nasabahnya dalam rangka memaksimalkan nilai sampah.
Untuk memberikan pelayanan maka Bank Sampah harus memiliki kepengurusan yang
menerima tabungan warga dan mencatatkannya dalam pembukuan Bank Sampah. Adapun
mekanisme Bank Sampah menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan reduce,reuse dan recycle
melalui Bank Sampah adalah sebagai berikut : (Anonim.2012)
a.
Pemilahan sampah
b.
Penyerahan sampah ke Bank Sampah
c.
Penimbangan sampah
d.
Pencatatan
e.
Hasil penjualan sampah yang diserahkan dimasukkan kedalam
buku tabungan;
f.
Bagi hasil penjualan sampah antara penabung dan pelaksana.
- Contoh Penerapan Bank Sampah
Selain sudah diterapkan di negara maju
khususnya di jepang, indonesia pun tidak mau kalah. Maka dari itu dibeberapa
sekolah di indonesia telah menerapkan bank sampah sebagai alternatif
meminimalkan jumlah smpah. Salah satu contohnya di SMAN 2 Metro yang telah
menerapkan bank sampah. Untuk mengurangi tingkat populasi sampah yang ada salah
satu cara penanganannya adalah dengan membuat Bank Sampah. Program bank sampah
ini selain sebagai alternatif dalam pengelolaan sampah, juga untuk
memperlihatkan kepada siswa siswi SMA Negeri 2 Metro bahwa sampah ada nilai
ekonominya sehingga harus diakrabi, dalam arti dikelola dengan baik. Dan siswa
siswi SMA Negeri 2 Metro sekarang sudah mulai mengetahui manfaat dari Bank
Sampah dan juga sudah dapat membedakan sampah organik,sampah anorganik, dan
sampah yang berahaya.
Bank Sampah di SMAN 2 Metro (Muntaha.2012.Bank Sampah disekolah)
Contoh
lain penerapan bank sampah yaitu di negara jepang. Sampah yang mau dibuang
sebelumnya di pisahkan terlebih dahulu, dan pemisahannya pun tidak hanya
dalamkategori organik dan anorganik saja. Melainkan mulai dari Sampah terbakar,
sampah tidak terbakar, sampah dapur, sampah daur ulang seperti sampah kertas,
sampah kaleng, sampah kaca, sampah botol, sampah elektronik. Pemisahan
tergantung peraturan pemda masing-masing.
Sehingga tidak perlu di cek ulang oleh petugas TPA setempat, dan sampah
bisa langsung didaur ulang sesuai kategori sampah. (Sopandi.2012)
Bank
Sampah dengan 6 kategori sampah
- Mengubah Sampah Menjadi Energi Baru
Bank Sampah
dengan kata lain bisa disebut sebagai perantara tempat penampungan sampah
sementara yang teratur dan terorganisasi sehingga sampah tidak tercecer
diberbagai lahan seperti TPA maupun yang mengapung di berbagai sungai, sehingga
selain kehadirannya untuk memaksimalkan nilai sampah, dapat juga mengurangi
pencemaran lingkungan dan mengurangi gangguan estetika ( keindahan)
lingkuangan. Sampah yang terkumpul di bank sampah, tentunya sudah terpisah
antara sampah organik dan anorganik. Dengan terkelompokannya sampah memudahkan
untuk mengubah sampah tersebut menjadi energi baru yang dapat bermanfaat dalam
kehidupan. Banyak cara untuk memanen energi dari sampah, diantaranya :
- Pengolahan Biologis
Pengomposan merupakan salah satu cara untuk mempercepat
proses penguraian melalui proses mikrobiologi. Banyak mikroorganisme yang
dikembangkan untuk membusukkan atau menguraikan materi sebagai sumber makanan
mereka. Material sampah organik, seperti zat sisa makanan atau kertas, dapat
diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos. Hasilnya adalah kompos
yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik.
Proses alami dari penguraian akan
terjadi tanpa bantuan dari manusia, akan tetapi beberapa faktor dapat
dikendalikan untuk mempercepat proses pengomposan. Organisme menggunakan karbon
sebagai sumber energi dan nitrogen untuk pertumbuhan dan reproduksi. Tanpa
nitrogen yang cukup, akan menyebabkan sedikit mikroorganisme dan
dekomposisi terjadi sangat lama. Jika terlalu banyak nitrogen dalam kompos,
akan menyebabkan beberapa kembali menjadi amonia yang berbau busuk.
Perbandingan optimum antara C:N berkisar antari 30 :1. Perbandingan ini akan
membuat kompos menjadi cepat panas. (Syamsiro.2013)
- Pemulihan Energi
Teknologi hydrothermal treatment yang dikembangkan di Jepang, maka dari proses ini bisa dihasilkan bahan bakar, pupuk dan makanan ternak. Prinsip teknologi ini adalah dengan memanaskan sampah pada suhu dan tekanan
yang tinggi sehingga sampah akan terdekomposisi. Keunggulan teknologi ini adalah dapat memproses sampah dengan kandungan air
yang tinggi.(
Suryati.2010)
Keberadaan plastik yang tidak mudah hancur dengan hanya menimbun dalam
tanah. Dengan teknologi ini semua jenis plastik pun bisa hancur dengan
mudahnya. Bahkan ada teknologi lain yang akan mengubah plastik menjadi bahan
bakar cair setara bensin dan solar. Prinsip teknologinya menggunakan teknik pirolisis dengan bantuan katalis. Perlu
untuk diketahui, plastik sesungguhnya berasal dari minyak bumi yang kemudian
diolah melalui beberapa proses, sehingga kandungan energi plastik sangat tinggi
yang tentunya sangat baik bila diubah menjadi bahan bakar. Beberapa negara pun
sudah mulai mengembangkan skala komersial teknologi ini.
Contoh
minyak dari sampah plastik (foto:syamsiro)
Mengandalkan partisipasi masyarakat saja tidak cukup karena diperlukan
regulasi-regulasi yang bisa mengawal dan mempercepat implementasi pengelolaan
sampah. Usaha-usaha meminimalisasi produksi sampah sangat penting, tetapi
mencari alternatif pengolahan sampah juga tidak kalah penting, apalagi bisa
mendapatkan nilai tambah dari pengolahan tersebut seperti produksi energi.
Masyarakat pun perlu untuk diedukasi dengan teknologi baru yang ada supaya
nantinya tidak menimbulkan resistensi akibat kesalahpahaman yang seringkali
terjadi.
3.
Daur Ulang
Proses
pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan
kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang, pertama
adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari
bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik. Pengumpulan sampah bisa
dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal seperti sampah yang sudah
terpisah menurut jenisnya di dalam bank sampah atau pemisahan juga dapa dari
sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah
kaleng minum aluminium, kaleng baja makanan dan minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik
lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa
didaur ulang. (Sridinarti.2011)
Contoh kota di
indonesia yang sukses dalam mendaur ulang sampah menjadi energi atau barang
yang bernilai ekonomis adalah kota Surabaya. Surabaya menjadi salah satu kota
di Indonesia yang dinilai mampu mengelola sampah dengan baik, melalui program
3R (reduce, reuse, recycle). Tidak hanya
itu, Program 3R dinilai telah menjadi landasan upaya pengelolaan sampah secara
mandiri oleh masyarakat, dalam rangka mengurangi sampah dan mengambil nilai
ekonomis dari sampah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sampah
memaang sudah menjadi perosalan serius yang penyelesaiannya sulit untuk di
tangani, apalagi jika sampah suah menggunung dan mencemari lingkungan, baik
pemcemaran udara, maupun tanah. Memang sangat
diperlukan sekali komitmen pemerintah dalam pengelolaan sampah secara terpadu
dan berkelanjutan. Mengandalkan partisipasi masyarakat saja tidak cukup karena
diperlukan komitmen pemerintah yang bisa
mengawal dan mempercepat pengelolaan sampah. Usaha-usaha meminimalisasi
produksi sampah sangat penting, tetapi mencari alternatif pengolahan sampah
juga tidak kalah penting, apalagi bisa mendapatkan nilai tambah dari pengolahan
tersebut seperti produksi energi. Salah satu cara yang sedang gencar
diterapkan adalah pemebntukan bank sampah, mungkin di beberapa negara maju
sudah tidak aneh lagi dengan bank sampah, misalnya bank sampah di jepang. Di jepang
bank sampah tidak hanya diterapkan disekolah saja, namun sudah menjadi rutinitas
masyarakay untuk dapat mengelola bank sampah dengan cara membunag sampah sesuai
dengan karegori sampah. Bahkan kategori sampahnya pun tidak organik dan
anorganik saja namun terdapat 6 kategori sampah. Dan di indonsia umumnya belum
menerapkan bank sampah pada masyarakat, hanya beberapa sekolah saja. Sehingga
sampah masih menggunung di TPA.
Kehadiran
bank sampah tentunya diharapkan dpapat membantu untuk mengurangi jumlah volume
sampah, dan memaksimalkan nilai sampah tentunya. Karena dari sampah yang sudah
terpisah di bank sampah memudahkan untuk diciptakannya suatu energi baru dari
sampah yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Masyarakat pun perlu untuk diedukasi dengan teknologi baru yang ada supaya nilai
ekonomis yang di dapat dari sampah pun bertambah untuk kelangsungan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.Bank
Sampah.http://www.wikipedia.com//2012/09/10/
bank.sampah.html. Diakses 11 Oktober
2014 pukul 20.35.12 WIB
Andreyani.2012.Bank Sampah.http://aadreyani.blogspot.com
/2012/09/12/bank-sampah.html. Diakses 10
Oktober 2014 pukul 19.23.05 WIB
Muntaha.2012.Bank Sampah disekolah
.http://muntaha.blogspot.com
/2012/11/11/ Bank Sampah disekolah.html. Diakses pada 11 Oktober 2014 pukul
20.23.05 WIB
Sopandi.2012.Penerapan Bank Sampah di Jepang.http://Sopandi.blogspot.com
/2012/10/12/Penerapan-Bank-Sampah-diJepang.html. Diakses 11 Oktober 2014 pukul
20.55.05 WIB.
Sridinarti.2011.Pengelolaan Sampah://sridinarti.blogspot.com
/2011/11/11/pengelolaan-sampah.html.
Diakses 10 Oktober 2014 pukul 190.45.05 WIB.
Suryati.2010. Pengelolaan
Sampah di Jepang.http://suryati.blogspot.com
/2010/11/09/ Pengelolaan Sampah di Jepang.html. Diakses pada 10 Oktober
2014 pukul 20.45.05 WIB.
Syamsiro.2013.Energi Dari Sampah.http://syamsiro.blogspot.com
/2013/12/06/Subclass caryophyllidae.html.
Diakses pada 17 April 2014 pukul 11.23.05 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar