ARTIKEL BIOLOGI
UJI FUNGSI INDERA PENDENGARAN SEBAGAI ALAT KESEIMBANGAN TUBUH
NURFITRIAH
14121620644
BIOLOGI – C / 7
IAIN
Syekh Nurjati Cirebon
Abstrak
Telinga merupakan alat indera yang peka
terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar
suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain sebagai alat
pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan
tubuh manusia. Telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga
bagian, yaitu bagian luar, bagian tengah, dan bagian dalam. Telinga luar
adalah bagian dari telinga yang duduk di atas tengkorak, yang terbuat dari
daging dan tulang rawan. Daun telinga adalah
bagian yang terlihat yang berfungsi untuk melindungi gendang telinga. Hal ini
juga mengumpulkan dan memandu gelombang suara ke telinga tengah.Telinga tengah
mengandung jaringan dan tulang tapi tidak ada kulit, dan merupakan daerah di
mana suara diterjemahkan menjadi energi mekanik sehingga dapat melewati tubuh.
Kebanyakan penyakit seperti infeksi telinga akan memegang di telinga tengah,
meskipun beberapa juga dapat mempengaruhi telinga bagian dalam. Telinga dalam, dibagian ini, terdapat vestibula
serta kanalis semisirkularis yang memuat reseptor pendengaran dan koklea yang
mengandung reseptor keseimbangan.
Key word : Telinga,
bagain telinga, alat keseimbangan
Metodologi
Dalam
melakukan percobaan untuk membutktikan fungsi telinga sebagai alat
keseimbangan, maka digunakan alat dan bahan sebagai berikut :
Bahan : Sample
(model) untuk mengilustrasikan
Sedangkan
Sedangkan percobaannya dilakukan dengan beberapa langkah keja, yaitu:
1. Disiapkan 1 sample (model ) untuk melakukan percobaan.
2. Sample (model) ditutup kedua teling dan mata, kemudian
butuhnya diputar sebanyak 5 putaran.
3. Setelah 5 putaran, sample disuruh berjalan lurus, kemudian
diamati tubuhnya tegap atau terkuyung-kuyung (hilang keseimbangan)
Hasil
Percobaan
Mata
Dan Telinga Ditutup Badan Diputar
Tubuh
Terhuyung-Huyung
Pembahasan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan untuk membuktikan bahwa telinga sebagai
alat keseimbangan, ternyata terbukti
dengan terlihat bahwa sample (model) yang digunakan tidak berdiri tegap (terhuyung-huyung)
atau tidak seimbang dan terlihat pusing.
Hal ini membuktikan bahwa telinga berfungsi sebagai alat keseimbangan.
Saat
membuka mata setelah diputar 5 kali,
sample (model) terhuyung-huyung saat
disuruh berjalan lurus karena disebabkan kehilangan keseimbangan. Keseimbangan
adalah kemampuan untuk mempertahankan orientasi tubuh dan bagian- bagiannya dalam
hubungannya dengan ruang
internal. Keseimbangan tubuh terletak pada organ pendengaran (telinga). Organ
keseimbangan berada di telinga bagian dalam.
Labirin (telinga dalam) mengandung organ pendengaran dan keseimbangan,
terletak pada pars petrosa os temporal. Labirin
terdiri dari labirin bagian tulang, terdiri dari kanalis semisirkularis,
vestibulum dan koklea. Labirin bagian membran, yang
terletak didalam labirin bagian tulang, terdiri dari: kanalis semisirkularis,
utrikulus, sakulus, sakus dan duktus endolimfatikus serta koklea.
Antara
labirin bagian tulang dan membran terdapat suatu ruangan yang berisi cairan
perilimfe yang berasal dari cairan serebrospinalis dan filtrasi dari darah.
Didalam labirin bagian membran terdapat cairan endolimfe yang diproduksi oleh
stria vaskularis dan diresorbsi pada sakkus endolimfatikus.
Vestibulum
adalah suatu ruangan kecil yang berbentuk oval dan memisahkan koklea dari
kanalis semisirkularis. Koklea Terletak didepan vestibulum
menyerupai rumah siput. Koklea bagian
tulang dibagi dua oleh suatu sekat. Bagian dalam sekat ini adalah lamina
spiralis ossea dan bagian luarnya adalah lamina spiralis membranasea, sehingga
ruang yang mengandung perilimfe terbagi 2 yaitu skala vestibuli dan skala
timpani.
Organ keseimbangan bekerja sebagai
sebuah sistem. Ada tiga gelung pipa (semicircular canal) berisi cairan yang
ketiganya bermuara ke ruang vestibule. Di setiap ujung gelung pipa terdapat ujung-ujung saraf cupula
yang berada dalam ruang ampula. Cupula ini bersifat peka rangsangan jika
tersentuh oleh aliran cairan dalam gelung pipa yang mengalir hilir mudik,
sesuai posisi dan gerakan kepala.
Dalam posisi kepala tertentu kadang
aliran dalam gelung menyentuh cupula, kadang pula tidak.Ada tidaknya sentuhan
aliran cairan dalam masing-masing gelung pipa terhadap masing-masing cupula
yang akan memberi informasi ke otak lewat saraf keseimbangan (vestibular
nerve). Informasi ini yang mengabarkan ke otak sedang dalam posisi apa tubuh
berada dari saat ke saat. Lalu otak menata psosisi seimbang dengan
memerintahkan kepala dan postur tubuh jika ternyata tidak berada dalam posisi
tidak, atau kurang seimbang, sehingga tubuh senantiasa terpelihara dalam posisi
tegak seimbang. Untuk itu, perlu koordinasi dengan mata juga.
Saat kita berputar-putar, cairan koklea
di dalam gelung pipa atau rumah siput juga berputar dan mengirimkan sinyal
posisi tubuh ke otak kita. Jika tiba-tiba berhenti berputar, kita bisa terjatuh
dan merasa pusing. Ini disebabkan cairan koklea masih belum berhenti berputar
walaupun tubuh kita telah diam. Sensor di dalam telinga masih mengirimkan pesan
ke otak seakan-akan kita masih berputar. Hal inilah yang membuat kita pusing
dan merasa seperti akan jatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar