Jumat, 06 November 2015

ARTIKEL BIOLOGIII (UTS Komnet)



ARTIKEL BIOLOGI
UJI FUNGSI INDERA PENDENGARAN SEBAGAI  ALAT KESEIMBANGAN TUBUH

NURFITRIAH
14121620644
BIOLOGI – C / 7

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Abstrak
Telinga merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain sebagai alat pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia. Telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar, bagian tengah, dan bagian dalam. Telinga luar adalah bagian dari telinga yang duduk di atas tengkorak, yang terbuat dari daging dan tulang rawan. Daun telinga adalah bagian yang terlihat yang berfungsi untuk melindungi gendang telinga. Hal ini juga mengumpulkan dan memandu gelombang suara ke telinga tengah.Telinga tengah mengandung jaringan dan tulang tapi tidak ada kulit, dan merupakan daerah di mana suara diterjemahkan menjadi energi mekanik sehingga dapat melewati tubuh. Kebanyakan penyakit seperti infeksi telinga akan memegang di telinga tengah, meskipun beberapa juga dapat mempengaruhi telinga bagian dalam. Telinga dalam, dibagian ini, terdapat vestibula serta kanalis semisirkularis yang memuat reseptor pendengaran dan koklea yang mengandung reseptor keseimbangan.
Key word : Telinga, bagain telinga, alat keseimbangan


Metodologi
Dalam melakukan percobaan untuk membutktikan fungsi telinga sebagai alat keseimbangan, maka digunakan alat dan bahan sebagai berikut :
Bahan : Sample (model) untuk mengilustrasikan
Sedangkan Sedangkan percobaannya dilakukan dengan beberapa langkah keja, yaitu:
1.      Disiapkan 1 sample (model ) untuk melakukan percobaan.
2.      Sample (model) ditutup kedua teling dan mata, kemudian butuhnya diputar sebanyak 5 putaran.
3.      Setelah 5 putaran, sample disuruh berjalan lurus, kemudian diamati tubuhnya tegap atau terkuyung-kuyung (hilang keseimbangan)
Hasil Percobaan












Mata Dan Telinga Ditutup           Badan Diputar                                  Tubuh
           Terhuyung-Huyung
Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan untuk membuktikan bahwa telinga sebagai alat  keseimbangan, ternyata terbukti dengan terlihat bahwa sample (model) yang digunakan tidak berdiri tegap (terhuyung-huyung) atau tidak seimbang dan terlihat pusing.  Hal ini membuktikan bahwa telinga berfungsi sebagai alat keseimbangan.  
Saat membuka mata setelah diputar 5 kali,  sample (model) terhuyung-huyung  saat disuruh berjalan lurus karena disebabkan kehilangan keseimbangan.  Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan orientasi tubuh dan bagian- bagiannya dalam hubungannya dengan ruang internal. Keseimbangan tubuh terletak pada organ pendengaran (telinga).  Organ keseimbangan berada di telinga bagian dalam.  
Labirin (telinga dalam) mengandung organ pendengaran dan keseimbangan, terletak pada pars petrosa os temporal. Labirin terdiri dari labirin bagian tulang, terdiri dari kanalis semisirkularis, vestibulum dan koklea.   Labirin bagian membran, yang terletak didalam labirin bagian tulang, terdiri dari: kanalis semisirkularis, utrikulus, sakulus, sakus dan duktus endolimfatikus serta koklea. Antara labirin bagian tulang dan membran terdapat suatu ruangan yang berisi cairan perilimfe yang berasal dari cairan serebrospinalis dan filtrasi dari darah. Didalam labirin bagian membran terdapat cairan endolimfe yang diproduksi oleh stria vaskularis dan diresorbsi pada sakkus endolimfatikus.
Vestibulum adalah suatu ruangan kecil yang berbentuk oval dan memisahkan koklea dari kanalis semisirkularis. Koklea Terletak didepan vestibulum menyerupai rumah siput. Koklea bagian tulang dibagi dua oleh suatu sekat. Bagian dalam sekat ini adalah lamina spiralis ossea dan bagian luarnya adalah lamina spiralis membranasea, sehingga ruang yang mengandung perilimfe terbagi 2 yaitu skala vestibuli dan skala timpani.
Organ keseimbangan bekerja sebagai sebuah sistem. Ada tiga gelung pipa (semicircular canal) berisi cairan yang ketiganya bermuara ke ruang vestibule. Di setiap ujung gelung pipa terdapat ujung-ujung saraf cupula yang berada dalam ruang ampula. Cupula ini bersifat peka rangsangan jika tersentuh oleh aliran cairan dalam gelung pipa yang mengalir hilir mudik, sesuai posisi dan gerakan kepala.
Dalam posisi kepala tertentu kadang aliran dalam gelung menyentuh cupula, kadang pula tidak.Ada tidaknya sentuhan aliran cairan dalam masing-masing gelung pipa terhadap masing-masing cupula yang akan memberi informasi ke otak lewat saraf keseimbangan (vestibular nerve). Informasi ini yang mengabarkan ke otak sedang dalam posisi apa tubuh berada dari saat ke saat. Lalu otak menata psosisi seimbang dengan memerintahkan kepala dan postur tubuh jika ternyata tidak berada dalam posisi tidak, atau kurang seimbang, sehingga tubuh senantiasa terpelihara dalam posisi tegak seimbang. Untuk itu, perlu koordinasi dengan mata juga.
Saat kita berputar-putar, cairan koklea di dalam gelung pipa atau rumah siput juga berputar dan mengirimkan sinyal posisi tubuh ke otak kita. Jika tiba-tiba berhenti berputar, kita bisa terjatuh dan merasa pusing. Ini disebabkan cairan koklea masih belum berhenti berputar walaupun tubuh kita telah diam. Sensor di dalam telinga masih mengirimkan pesan ke otak seakan-akan kita masih berputar. Hal inilah yang membuat kita pusing dan merasa seperti akan jatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar